2.003 Warga Pesisir di Pulau Terpencil Ikut Vaksinasi Terapung Polda NTT

2.003 Warga Pesisir di Pulau Terpencil Ikut Vaksinasi Terapung Polda NTT

Jakarta - Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada 2.003 warga pesisir di pulau-pulau terpencil. Warga yang umumnya bekerja sebagai nelayan dan petani rumput laut menjalani vaksinasi di kapal milik Direktorat Polisi Air (Ditpolair).

"Sudah 2.003 warga di pulau-pulau terpencil yang mendapat vaksin baik dosis 1 maupun dosis 2 lewat Vaksinasi Terapung," kata Kapolda NTT Irjen Lotharia Latif dalam keterangan tertulis, Kamis (26/8/2021).

Latif mengatakan terdapat lima pulau besar di NTT. Namun pulau-pulau kecil dan terpencil sangat banyak. Hal tersebut yang mendorong dirinya untuk membuat Vaksinasi Terapung.

"Saya minta kapal ini keliling untuk menjangkau masyarakat di pulau. Karena, bagaimanapun, vaksinasi COVID-19 ini adalah hak semua warga, baik di pulau besar, pulau terpencil, pesisir, tengah kota," jelas Latif.

Latif menggambarkan jauhnya jarak tempuh dan lamanya waktu yang dihabiskan warga jika harus datang ke kota. Dia juga menyadari belum semua warga NTT paham mengenai COVID-19.

"Yang setiap ke kota untuk memenuhi kebutuhan hidup saja itu harus berjam-jam, 4 jam, 9 jam. Apalagi jika kita hanya imbau untuk divaksin. Tidak semua masyarakat paham," ucap Latif.

"Karena itu, kami jemput bola, kami sosialisasikan, kami ajak ke kapal untuk vaksin. Mau satu pulau isinya hanya puluhan, ratusan orang, pun kami pastikan kapal datang ke sana dan warga menerima vaksin," sambung dia.

Latif menerangkan data 2.003 warga yang divaksinasi merupakan jumlah kumulatif selama hampir 4 bulan kapal Ditpolair berkeliling ke pulau-pulau terpencil. Vaksinasi Terapung Polda NTT pertama kali dilakukan pada 30 April 2021.

"Saya hanya tekankan (kepada anggota), Vaksinasi Terapung ini harus konsisten dijalankan, jangan awal-awalnya saja. Pelayanan kepada warga di pulau terpencil terus digencarkan, jangan sampai terlupakan, tanpa mengesampingkan pelayanan bagi masyarakat di pulau-pulau besar," tutur Latif.

Selama 4 bulan berlayar, sebanyak 11 pulau sudah didatangi oleh tim Vaksinasi Terapung Polda NTT, di antaranya Pulau Semau, Pulau Kera, hingga Labuan Bajo. Terakhir Latif mengaku keterbatasan jumlah kapal dan cuaca ekstrim menjadi kendala Vaksinasi Terapung.

"Karena saya tahu tak jarang kapal berhadapan dengan badai, ombak besar. Sampai pulau kita tidak langsung vaksin, tapi kita sosialisasikan dulu. Saya apresiasi Biddokkes dan Polair Polda NTT yang sudah mampu menjalankan program Vaksinasi Terapung," kata Latif.

"Vaksinasi Terapung wujud kami menindaklanjuti arahan Bapak Kapolri untuk akselerasi vaksinasi yang tak hanya di darat, tapi juga di kepulauan," imbuh dia.